Buserpantura.id Majalengka - Dampak dari musim kemarau, membuat masyarakat petani susah dalam mencari pasokan air untuk mengairi lahan pertanian karena kekeringan, Selasa 1/10/24.
Seperti halnya lahan pertanian yang luasnya mencapai 150 hektar yang berada di wilayah desa Panongan, kecamatan Jatitujuh dan desa Beber, kecamatan Ligung.
Untuk mencari sumber air, warga petani yang yang diprakarsai oleh kepala desa Panongan Taufiq S.Sos mendapatkan solusi untuk mendapatkan sumber air dengan cara melakukan pembendungan atau pembuatan tanggul di saluran pembuangan Sungai Cicadas, pas pertigaan sungai lokasi buangan Rentang Sindupraja dengan alat dan bahan material seadanya menggunakan karung berisi tanah kemudian ditumpuk untuk menahan air biar terkumpul.
Setelah air terkumpul cukup banyak lalu kemudian dialirkan ke lahan pertanian menggunakan tenaga diesel Air.
Jelas tidak sedikit biaya yang dikeluarkan oleh warga, untuk membuat Tambak Limpas tersebut.
"Maka dengan situasi tersebut, untuk mengairi lahan pertanian di saat musim kemarau, warga Panongan dan Beber Meminta kepada pihak terkait untuk dibuatkan Tambak Limpas atau Pintu Air di saluran pembuangan Sungai Cicadas.
Untuk kegiatan ini selama musim tanam sekarang tahun 2024, sudah menghabiskan biaya hingga 15 juta lebih, kerena karung habis sekitar 700, tanah 6 dam truck dan tenaga.
Kami sudah mengajukan secara bersurat resmi kepada pihak BBWSCC untuk dibuatkan Tambak Limpas atau Pintu Air, namun sampai sekarang belum ada respon dari pihak terkait" jelas Taufiq kades Panongan, saat ditemui awak media di lokasi pembuatan Tambak Limpas atau tanggul darurat. Selasa 1/10/24.
"Juga kami meminta kepada pihak terkait untuk melakukan perawatan sungai pembersihan dari rumput dan pepohonan liar yang berada di aliran sungai mengakibatkan terhambatnya saluran air" tambah Taufiq.
Admin; Khanza
Social Footer